THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 17 Februari 2011

Kenalan dengan para Punakawan

Punakawan merupakan sebutan bagi empat orang abdi yang bertugas sebagai penasehat dan pemberi petuah bijak bagi para tokoh Pandawa. Mereka mendampingi para Pandawa dimanapun mereka berada, baik dalam susah maupun senang. Keempat Punakawan ini menggambarkan cipta, rasa, karsa, dan karya.


Semar

Semar memiliki nama lengkap Semar Badranaya. Badra berarti rembulan atau keberuntungan baik. Sedangkan Naya berarti prilaku bijaksana. Semar Badranaya mengandung makna, di dalam sikap bijaksana tersimpan keberuntungan baik bak orang kejatuhan rembulan. Sering dikisahkan tokoh semar menjadi rebutan para raja karena dengan semar dipihaknya mereka selalu memiliki keberuntungan baik.

Semar digambarkan memiliki kekuatan tersembunyi, karena dianggap sebagai titisan dewa, sering menjadi tokoh penengah dan penyelamat. Meskipun hanya rakyat biasa dan seorang pembantu (punakawan), ia adalah pengayom bangsawan, khususnya keluarga Pandawa.



Cepot (Astrajingga)


Tokoh banyolan yang paling sering ditonjolkan para dalang wayang golek adalah Cepot.

Cepot alias Astrajingga adalah anak tertua dari Semar. Ibunya bernama Sutiragen.

Tokoh ini memiliki sifat yang humoris, meskipun demikian lewat humor humornya dia memberikan nasehat petuah dan kritik sehingga ia menjadi pusat lelucon setiap pertunjukkan golek.

Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh Dalang di tengah kisah untuk menyampaikan pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat maupun sindiran yang tentu saja disampaikan secara humor.


Dawala

Dawala merupakan Punakawan yang digambarkan memiliki hidung mancung, muka bersih, sabar, setia, dan penurut. Tetapi kurang cerdas dan kurang begitu trampil.

Biasanya dimunculkan bersamaan dengan Astrajingga alias Cepot dan Semar sebagai teman/partner humor


Gareng

Dalam Wayang golek tokoh Gareng adalah anak terakhir dari Semar. Sama seperti tokoh Astrajingga dan Dawala, tokoh Gareng biasanya dikeluarkan sebagai hiburan antara tokoh wayang dengan audiens.

Dengan adanya tokoh Punakawan, pagelaran cerita wayang menjadi lebih hidup karena ada dialog dan interaksi antara dalang (wayang) dengan audiens.

Tokoh Punakawan seringkali menjadi sentral dalam menyampaikan pesan dan nasehat agar lebih mudah dicerna oleh audiens.

Pandawa Lima

Pandawa (Panca Pandawa) merupakan sebutan bagi kelima putra Prabu Pandu Dewanata, raja Kerajaan Astina Pura. Dia memiliki dua orang istri, yaitu: Dewi Kuntitalibrata dan Dewi Madrim. Dari pernikahannya dengan Dewi Kunti, ia memiliki 3 orang putra, yaitu: Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan dengan Dewi Madrim memiliki putra kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Kelima putra ini dibesarkan oleh Dewi Kunti, karena Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim telah wafat sewaktu mereka semua masih kecil.


Yudhistira atau sering disebut juga Puntadewanata adalah Pandawa tertua. Memiliki sifat penyabar, jujur, suka menolong sesama, mencintai orang tua dan melindungi saudara-saudaranya. Ia ahli dalam hal kerohanian, sehingga disebut berdarah putih dan mementingan perdamaian, persatuan dan kesejahteraan bersama. Yudistira dianugrahi senjata pusaka Jamus Kalimasada yang memiliki kekuatan untuk memberikan perlindungan dan petunjuk pada kebenaran dan kesejahteraan.


Pandawa yang kedua adalah Bima atau Werkodara atau Bratasena. Arti nama Bima adalah setia pada satu sikap. Ia tidak suka berbasa-basi, dan tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Sifatnya jujur, tidak sombong, patuh pada para gurunya, dan juga sangat mencintai ibu dan saudara-saudaranya. Selain memiliki kekuatan yang luarbiasa yaitu mampu membongkar gunung dan menguasai kekuatan angin, kesaktiannya terletak pada Kuku Pancanaka di tangan kanan dan kirinya. Bima adalah perlambang kekuatan dari Panca Pandawa.


Pandawa yang ketiga adalah Arjuna. Wajahnya sangat tampan hingga mempesona hampir semua wanita. Ia juga mahir memanah, ksatria yang cerdik dan pintar, penolong sesama, ahli bertapa, dan ahli dibidang kebudayaan dan kesenian. Arjuna memiliki beberapa nama, diantaranya: Janaka, Pandupura, Kuntadi, dll.


Nakula adalah saudara tua dari pasangan putra kembar Nakula dan Sadewa. Meskipun berbeda ibu dengan saudara yang lain, persaudaran mereka tetap erat. Nakula dikenal juga dengan nama Raden Pinten. Selain sakti, berbudi pekerti luhur, ia juga ahli dalam bidang pertanian.


Walaupun merupakan ksatria termuda dari Panca Pandawa, Sadewa tidak kalah dengan kakak-kakaknya. Ia juga sangat sakti, berbudi pekerti luhur, mencintai orang tua dan sesama, berbeda dengan Nakula yang ahli dalam pertanian maka Sadewa ahli dalam peternakan. Sadewa dikenal juga dengan nama Raden Tangsen.
Nakula dan Sadewa mencerminkan tingkahlaku untuk mencapai kesejahteraan hidup atau kemakmuran hidup.

WAYANG KULIT

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.


Jenis-jenis Wayang Kulit Berdasar Daerah :

* Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta
* Wayang Kulit Gagrag Surakarta
* Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
* Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran
* Wayang Bali
* Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
* Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
* Wayang Betawi (Jakarta)
* Wayang Cirebon (Jawa Barat)
* Wayang Madura (sudah punah)
* Wayang Siam

Istilah-Istilah Dalam Seni Tari

Alus Impur . Tipe tari putera halus gaya Yogyakarta untuk ksatria yang halus dan rendah hati seperti Arjuna, Rama, Laksamana, Panji dan Darmawulan. Gerak-gerak lengannya agak terbuka, banyak menggunakan desain lengan simetris serta menggunakan sampur. Tipe tari ini juga sering hanya disebut impur.
Alus Kalang Kinantang. Tipe tari putera halus gaya Yogyakarta untuk ksatria yang halus tetapi dinamis seperti misalnya Salya, Bisma dan Wibisana. Gerak-gerak lengannya agak terbuka, banyak menggunakan desain dengan asimetris serta mengunakan sampur. Tipe tari ini juga disebut kagok kinantang

Andhe-andhe Lumut. Drama tari rakyat yang banyak berkembang di daerah Bantul dan Kulon Progo. Drama tari ini berisi ceritera Andhe – andhe Lumut. Yaitu cerita Panji. Pertunjukan ini diiringi seperangkat gamelan laras slendro atau pelog . Dahulu hanya ditarikan oelh penari pria saja, tetapi perkembanan sekarang tidak demikian. Gerak tarinya mendapat pengaruh dari wayang wong, khususnya gaya Yogyakarta. Para penari menyampaikan dialognya dengan bentuk tembang dan prosa.
Apit Ngajeng. Penari pertama dari kanan penonton pad lajur pertama dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta.
Apit Wingking. Penari pertama dari kanan penonton pada lajur ketiga dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta.
Badui. Sejenis rodhat yang banyak berkembang di daerah Sleman. Penarinya anatar 20 sampai 80 orang saling berpasangan. Penari-penarinya membawa kipas dan sapu tanga. Dialog yang dibawakan berbentuk nyanyian dan sholawat dengan bahsa maupun bahasa Indonesia serta bahasa Jawa. Gerak tarinya dilakukan dengan posisi berdiri. Setiap berganti gerakn dengan tenda peluit yang dibunyikan oleh pimpinan penari itu. Tari Badui dari Sleman pernah mendapatkan juara pertama pada festival tari-tarian rakyat Indonesia di Jakarta pada tahun 1977.
Ballet, Ramayana. Drama tari tanpa dialog Yogyakarta yang membawakan cerita dari epos Ramayana. Istilah balet yang berasal dari bahasa Perancis, ballet mempunyai arti yang sama dengan istilah sendratari. Kata ballet banyak dipergunakan oleh grup-grup tari Ramayana yang menyelenggarakan pertunjukan untuk para wisatawan.
Bango Mate. Ragam gerak dengan tangan kiri ngruji, tangan kanan nyempurit. Seperti gerak seekor burung bango. Gerak ini terdapat pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Bangun Siswa. Sejenis Kobra Siswa, di tengah-tengah pertujukan ada demonstrasi akrobatik. Pertunjukannya terdiri dari permaian obor di atas tali yang direntangkan pada dua ujung bambu yang tingginya kurang lebih lima belas meter.
Bapang Dhengklik Keplok Asta. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta untuk peranan-pranan bala tentara raksasa. Kata dhengklik menunjukan ciri gerak salah satu kaki yang diangkat ke atas dan ditetapkan dengan tekukan lutut dan tekanan. Untuk bala tentara raksasa digunakan posisi tangan yang yang disebut keplok asta yang berarti “bertepuk tangan”
Bapang Dhengklik Keplok Asta Usap Rawis. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta khusu untuk para jin raksasa yang mempunyai watak tidak baik.
Bapang Kentrog. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta khusu untuk tari Bugis gaya Yogyakarta. Gerak-geraknya bersumber pada bapang, tetapi ditambah dengan gerak kentrong yaitu gerak meloncat-loncat di atas satu aki.
Bapang Sekar Suhun Dhengklik. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta untuk peranan-peranan raja raksasa atau pangeran raksasa seperti Prabu Newata Kawaca dan Kumbakarna. Sekar suwun adalah nama posisi lengan yang selalu mengarah ke atas dan yang lain mengarah diagonal ke bawah. Kata dhengklik menunjukan ciri gerak salah satu kaki yang diangkat ke atas ditapakan dengan tekukan dan tekanan.
Bapang Ukel Asta. Tipe putera gagah gaya Yogyakarta khusus untuk dewa yang berwatak humor yaitu Bathara Narada.
Barong. Tokoh binatang dalam Jathilan atau Incling. Barong yang sering disebut barongan ini ditarikan oleh dua orang berkerudung kain atau bagor, sehingga berbentuk binatang besar. Satu orang berada di muka menggerak-gerakkan kepalanya, sedang satunya berada di belakang menggerak-gerakkan pantat dan ekornya. Barongan ini berkepala binatang besar dengan mulut yang besar, tetapi tidak jelas jenis binatangnya.
Batak. Penari kedua dari kanan penonton pada lajur tengah dari rakitan bedhaya gaya yogyakarta. Bersama endhel pajeg, penari batak memegang peranan penting dari cerita yang dibawakan oleh bedhaya. Pada bedhaya yang menceritakan Srikandhi Meguru Manah, penari Batak inilah yang berperan sebagai Srikandhi, sedangkan penari endhel pajeg berperan sebagai Arjuna.
Beber. (1) Jenis wayang yang cara pertunjukannya membentangkan kain yang telah digambari dengan gambar-gambar wayang dan telah dibri warna, mengambil cerita dari siklus Panji. Wayang beber sekarang masih terdapat di Desa Panung daerah Pacitan, jawa Timur. (2) Cara menawarkan di dalam pertunjukan gamelan ngamen dengan membunyikan kendhang sedemikan rupa agar diketahui oleh khalayak ramai agar menanggapnya.
Bedhah Bumi. Penari ngibing pertama pada tari tayub, biasanya pada upacara bersih desa yang mengawali menari ngibing adalah tuan rumah penyelenggara. Bedhah bumi mempunyai arti simbolis, yaitu melakukan persetubuhan, bedhah berarti membuka (njebol) yatitu penari putranya, sedang bumi artinya tanah yaitu penari putrinya.Upacara itu merupakan simbol kesuburan tanah pada waktu bersih desa sesudah panen.
Botoh. (1) Dua orang juru pemisah atau wasit pada tari Lawung gaya Yogyakarta yang berfumgsi sebagai pemberi aba kapan latihan perang dimulai dan berakhir serta memimpin jalannya latihan. Botoh menggunakan tipe tari putera gagah kalang kinantang raja. (2) Penjudi.
Arjunawiwaha, Bedhaya. Bedhaya gaya Yogyakarta hasil pengolahan Raden Lurah Sasmitamardawa dari Kawedanan hageng Punakawan Krida Mardawa Keraton Yogyakarta pada tahun 1976, mengambil cerita ketika Arjuna bertapa di Indrakila dengan segala macam godaan membunuh Niwatakawaca untuk kemudian dinobatkan menjadi raja bidadari. Iringan gendhing Ranumanggala, Pelog nem.
Dewa Ruci. Bedhaya. Komposisi tari bedhaya gaya Yogyakarta yang disusun oleh Sudharsono Pringgobroto pada tahun 1946, yang dipentaskan pertama kali pada pembukaan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Kostum, teknik tari, maupun jumlah penarinya sama dengan bedhaya klasik, tetapi tema yang dibawakan ialah cerita Dewa Ruci, suatu episode dalam epos Mahabarata yang menggambarkan peristiwa ketika Bima sedang dicoba oleh gurunya, yaitu Durna, untuk mencari air hidup di dasar samodra. Setelah segala rintangan dapat diatasi, Bima bertemu dengan Dewa Ruci yang memberinya petunjuk-opetunjuk yang baik.
Laleha, Bedhaya. Bedhaya dengan iringan gendhing Laleha serta merupakan salah satu bedhaya ciptaan zaman Sultan Hamengkubuwono VI, mengambil serat Harjunasasra ketika perang melawan Sumantri.
Lambangsari, Bedhaya. Bedhaya yang menggunakan gendhing Lambangsari sebagai pengiringnya, serta diciptakan pada zaman Sultan Hamengkubuwono VII di Yogyakarta. Tarian ini berisikan pertemuan percintaan Panembahan Senapati dari Mataram dengan Kajeng Ratu Kidul di pantai Laut Selatan ( Samudra Indonesia).
Manten, Bedhaya. Komposisi tari bedhaya gaya Yogyakarta yang menggambarkan proses upacara perkawinan menurut adat Jawa, diciptakan oleh Sultan hamengkubuwono IX pada tahun 1943. Teknik tari dan pakain tarinya seperti bedhaya yang lain, tetapi penarinya hanya berjumlah enam orang.
Pangkur, Bedhaya. Bedhaya dengan urutan gendhing pengiring : Ketawang Pangkur gendhing kemanak Ladrang Kembangpepe dalam larasd slendro pathet manyura.
Prabudewa, Bedhaya. Bedhaya ciptaaan Sultan yang kemudian pada zaman Sultan Hamengkubuwono VI diolah kembali, serta dihadiahkan sebagai pusaka bedhaya di Kadipaten.
Revolusi, Bedhaya. Komposisi tari bedhaya gaya Yogyakarta yang disusun oleh Sudharso Pringgobroto pada tahun 1959. Tema yang dibawakan menggambarklan rangkaian peristiwa sejarah Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda sampai zaman pemulihan keamanan tahun 1950 yang menggambarkan secar simbolis. Bedhaya Revolusi juga dibawakan oleh sembilan penari puteri, tetapi pakaiannya menggunakan pakaian puteri pada wayang wong gaya Yogyakarta dan rias muka serta kepalanya menggunakan rias pengantin puteri Yogyakarta.
Sapta, Bedhaya. Komposisi tari bedhaya yang disusun oleh Tumenggung Purbaningrat pada tahun empatpuluhan, ditarikan oleh tujuh orang penari wanita. Bedhaya Sapta ( sapta berarti tujuh) mengisahksn cerita ketika Sultan Agung (1613 – 1645) , raja Mataram III membuat batas antara Mataram dengan Pasundan.
Sejarah Taman Siswa, Bedhaya. Komposisi tari bedhaya yang disusun Sudharso Pringgosubroto pada tahun 1952, menggambarkan sejarah berdirinya Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 dengan tokohnya Ki hajar Dewantara. Kostum, teknik tari dan jumlah penarinya sama dengan bedhaya klasik, hanya temanya saja yang baru.
Begalan. (1) Kesenian rakyat yang banyak berkembang di daerah BAnyumas. Kesenian rakyat berisikan wejangan –wejangan, sehingga pertunjukannya sering untuk meramaikan pesta perkawinan. Pertunjukan ini yang dipentingkan dialognya, sedang gerask tarinya sederhana dan sifatnya spontan yang dipengaruhi gerakan tari Jawa dan tari Sunda. Isi ceritanya tidak jelas, hanya terdiri dari dua penari, yatitu sebagai pembegal dan yang dibegal, sebagai simbol antar kebaikan dan kejahatan . (2) Pada wayng kulit adalah perang kembang, yaitu perang yang terjadi setelah gara-gara, yakni perang antara seorang ksatria melawan seorang raksasa yang biasanya disebut buta begal.
Beksa Alus. Teknik tari putra halus gaya Yogyakarta yang dipergunakan untuk peranan-peran ksatria halus dari Mahabarata, Ramayana, Panji dan Darmawulan seperti Arjuna, Kresna, Rrama, Laksamana, Panji, Darmawulan dan lain-lain. Ciri khas tipe putera halus ialah posisi kaki terbuka rendah, langkah sedang, pengangkatan kaki rendah, posisi lengan agak terbuka, gerak-geriknya lambat kecuali pada gerak perang. Beksa alus, bahasa jawa Krama ( tinggi, halus) dari joged alus lazimnya dibawakan oleh laki-laki yang berperawakan sedang agak langsing.
Beksa Gagah. Teknik tari putera gagah gaya Yogyakarta yang dipergunakan untuk peranan-peranan ksatria gagah perkasa dari epos Mahabarata, Ramayana, Panji, Darmawulan dan sebagainya, seperti Bima, Baladewa, Rahwana, Klana, Sewandana, Menakjingga dan sebagainya. Ciri khas tipe putera gagah ialah posisi kaki terbuka agak cepat. beksa gagah, bahasa jawa Krama (halus, tinggi) dari Joged gagah lazimnya dibawakan oleh laki-laki yang berperawakan kokoh dan tinggi.
Putri., Beksa. Teknik tari puteri gaya Yogyakarta yang dipergunakan untuk tari bedhaya, srimpi, golek serta peranan-peranan puteri dalam berbagai drama tari Jawa. Cir khas tipe tari puteri ialah posisi kaki tertutup, langkah sangat kecil, posisi lengan agak tertutup, gerak kepala kecil tanpa tekanan, tekukan-tekukan anggota badan tidak tajam, gerak-geraknya lambat. Beksa putri lazimnya ditarikan oleh wanita, kecuali sebelum tahun 1918 untuk golek dan peranan-peranan puteri dalam wayang wong, Langendriya dan langen Mandrawanara dibawakan oleh penari laki-laki yang masih remaja, berperawakan ramping dan berparas cantik.
Bindi. (1) Senjata perang pada tari putera gagah Yogyakarta yang berupa alat pemukul yang berbentuk silinder. (2) tabuh (alat pemukul ) Bonang, Kethuk, Kempyang dan Kenong.
Bliu Tau. Cara belajarmemainkan salah atu instrumen gamelan misalanya rebab tetapi tanpa metode yang benar, umumnya hanya dengan mendengarkan kemudian menirukan.
Bronjong Kawat. Sikap tangan seperti orang makan nasi tanpa menggunakan sendok maupun garpu, yaitu menggunakan jari-jari untuk mengambil makan. Sikap dilakukan agar nampak kaku.
Bugis. Komposisi tari berpasangan gaya Yogyakarta yang dibawakan oleh satu atau dua pasang penari, dengan menggunakan tipe tari putera gagah yang khas untuk Bugis yaitu bapang kentrong.Tari ini diperkirakan lahir di luar istana pada abad ke-19, menggambarkan prajurit-prajurit dari suku bugis dari Sulawesi Selatan yang sedang berlatih perang.
Buntil. Penari nomor 7 pada lajur tengah dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta.
Cakilan.(1) jenis tarian raksasa. (2) bambu bulat kecil besarnya kurang lebih dua pertiga cm panjangnya dua setengah cm, digunakan sebagai alat penahan bilahan gender, slenthem yang diikatkan pada pluntur.
Cancutan. Sering juga disebut cawetan yaitu cara berkain untuk peranan kera khususnya gaya Yogyakarta.
Canthang Balung. Salah satu penari pada tari golek gambyong. Canthang balung merupakan tokoh antagonis dan digambarkan sebagai tokoh unik.
Cekehan. Gerakan kaki pada tari kuda kepang, yaitu berjalan dengan kaki merendah atau mendhak, tetapi waktu akan melangkah kaki diangkat agak tinggi dengan meloncat sedikit. Gerakan ini bisa dijalankan maju dan mundur, iramanya pelan.
Cepet. Tokoh dalam tari Jathilan atau Incling yang memakai topeng menutup seluruh muka. Dalam pertunjukan ini ada dua penari, yaitu cepet lanang topengnya berwarna hitam, dan cepet wadon topengnya berwarna putih. Dua tokoh ini juga sering disebut Cepetan atau Kecepet.
Cindhil Ngungak Tumpeng. Ragam gerak menirukan seekor anak tikus (cindhil) yang melihat sekejap (ngungak) segunduk nasi (tumpeng). Gerak ini terdapat pada tari gagah Yogyakarta atau peranan yang akan kurang ajar.
Cipta Budhaya. Organisasi pendidikan tari swasta gaya Yogyakarta yang ada di Yogyakarta yang sekarang tidak aktif lagi.
Coklekan. Gerak tekukan kepala ke samping kiri atau kanan pada tari gaya Yogyakarta.
Congklang. gerak tari pada tari kuda kepang mirip dengan gerak drap (lihat drap), tetapi kakinya lurus tidak ditekuk, iramanya agak pelan daripada drap.
Congoran. Sering pula disebut cangkeman, dan berfungsi sebagai topeng, tetapi hanya menutup bagian mulut. Untuk bagian muka lainnya diberi rias. Gaya Yogyakarta congoran dipakai dalam Langenmandra Wanara.
Contemporary Dance School Wisnuwardhana. Lembaga pendidikan tari kreasi baru swasta yang didirikan oleh Wisnuwardhana (lihat Wisnuwardhana).
Cundrik. Prop tari sebagai senjata untuk perang, bentuknya seperti keris, tetapi tanpa warangka. Prop tari ini biasanya dipakai untuk peranan putri, khususnya dalam Wayang Wong atau tari gaya Surakarta.
Damarwulan. Cerita seni historis dari Jawa asli yang menggambarkan seorang kesatria bernama Damarwulan yang bersedia membela kerajaan Majapahit terhadap pemberontak Adipati Menakjingga dari Blambangan. damarwulan berhasil membunuh Menakjingga, dan dapat melestarikan cintanya dengan Dewi Anjasmara, putri Patih Logender dari Majapahit. Cerita ini merupakan tema dari drama tari opera Jawa gaya Yogyakarta yang bernama Langendriya. Damarwulan juga sering dipentaskan dalam drama tari baru yang bernama sendratari.
Deder Sampur. Sampur yang digarap sebagai anak panah yang ditumpangkan pada lengan kiri, serta ditarik dengan jari tangan kanan.
Dhadha. (1) Penari nomor 6 pada jalur tengah dari rakitan bedhaya (lihat rakitan bedhaya) gaya Yogyakarta. (2) Nama nada di dalam gamelan (lihat gamelan). Untuk pencatatannya biasa diganti dengan angka 3, untuk laras slendro dan laras pelog.
Dhadha Mungal. Dada (dhadha) diangkat ke atas (mungal). Posisi ini adalah posisi dada yang baik pada tari gaya Yogyakarta.
Dhuduk. Wanita yang bertugas menladeni menyampaikan senjata prang seperti perisai dan panah kepada penari Srimpi gaya Yogyakarta.
Drap. Gerakan kaki pada tari kuda kepang di daerah Temanggung, gerakannya lari dengan kakai diangkat agak tinggi dan ditekuk, iramanya cepat.
Duduk Wuluh. ragam gerak mengan kiri dan kanan dengan gerak ngoyog ke samping, diakhiri dengan lengan kiri mengarah diagonal lurus ke bawah, lengan kanan dalam posisi ditekuk seperti bertolak pinggang. Gerak ini terdapat pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Ebeg. Sejenis Emblek yang banayak berkembang di daerah Banjarnegara. para penari naik kuda kepang dengan membawa pedang, biasanya memakai kacamata yang bermacam-macam warnanya. pada klimaks pertunjukannya juga diadakan perang dengan permainan kaca cermin yang memantulkan sinar ,atahari yang ditujukan kepada lawannya.
Emblek. Sejenis jathilan dari Kedu di daerah pegunungan. Pemainnya terdiri dari 7 orang, enam orang penari kuda kepang yang berpasanga-pasangan, satu sebagai pemimpinnya. Pertunjukannya dengan perang-perangan serta perang dengan permainan kaca yang memantulkan sinar matahari yang ditujukan kepada musuhnya. Biasanya mereka menari berputar-putar sampai ada yang tak sadar dan kemasukan roh halus ( ndadi ).
Encot. Gerak seluruh badan ke bawah setelah berhenti digerakan kembali ke atas. gerak ini terdapat pada tari puteri dan putera halus gaya Yogyakarta.
Encot-encot asta. Ragam gerak kaki encot yang diakkhiri denganlengan kanan diluruskan diagonal ke bawah. gerak ini terdapat pada tari putri gaya Yogyakarta.
Pajeg, Endhel. Penari nomor 3 pada lajur tengah dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta. Bersama batak penari ini memegang peranan penting dari cerita yang dibawakan oleh bedhaya. Pada bedhaya yang menceriterakan Srikandhi Meguru Manah, penari endhel pajeg inilah yang berperan sebagai Arjuna, sedangkan penari batak berperan sebagai Srikandhi.
Wedalan Ngajeng, Endhel. Penari nomor 2 pada lajur ketiga dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta.
Wedalan Wingking, Endhel. Penari nomor 9 pada lajur ketiga dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta.
Endraya. Sikap tangan kiri naga ngelak dalam posisi di depan pusar. Sedangkan tangan kanan dengan sikap tangan ambaya mangap telentang dengan ujung jari menyentuh pinggang kanan.
Engkrang. Ragam gerak tangan kiri dan kanan dengan posisi sampur nyanthok dan kemudian sampur dilemparkan ke luar. Jika gerak ini diikuti dengan mengangkat dan menekuk kaki kiri disebut engkrang kiwa. dan jika yang diangkat dan ditekuk kaki kanan disebut engkrang tengen. Engkrang dipakai untuk tari putera halus dan gagah gaya Yogyakarta dalam enjeran, yang merupakan persiapan pada tari perang.
Engkrang Mlampah. Ragam gerak engkrang yang dibarengi dengan kaki melangkah. Gerak ini terdapat pada tari putera halus dan gagah gaya Yogyakarta.
Enjeran. Tari persiapan dan pemanasan pada komposisi tari perang gaya Yogyakarta. Enjeran merupakan bagian kedua dari komposisi tari perang yang utuh yang terdiri dari empat bagian, yaitu maju gendhing, enjeran, perangan dan mundur gendhing.
Erang Sampur. Gerak menirukan sindhen, dengan menutupi bibir dan menggunakan sampur sebagai penutupnya.
Erek. Suatu gerakan jika akan perang-perangan di dalam tari sejenis Jathilan. Sebelum perang-perangan biasanya dua penari kuda kepang menggunakan gerakan erek, yaitu seperti berputar-putar membuat komposisi lingkaran.
Etheng, Beksan. Komposisi tari kelompok berpasangan gaya Yogyakarta yang ditarikan oleh 12 orang penari pria, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18. Tari ini merupakan tari perang yang dibawakan oleh tiga kelompok penari, yaitu kelompok yang menggunakan tipe tari putera halus 4 orang yang diadu kekuatannya, kelompok yang meggunakan tipe tari putera gagah 4 orang sebagai yang mengadu, dan kelompok pelawak yang terdiri dari 4 orang pula.
Gagah Impur. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta untuk ksatria gagah tetapi palsu dalam tingkah laku seperti Prabu Suyudana dan Patih Udawa. Gerak-gerak lengannya terbuka, banyak menggunakan desain lengan simetris serta menggunakan sampur seperti pada tipe tari putera alus impur. Tipe ini juga lazim disebut kagok impur.
Kalang Kinantang, Gagah. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta untuk ksatria gagah dan agresif seperti Suteja, Sentyaki, Indrajit dan sebagainya. Gerak-gerak lengan terbuka, banyak menggunakan desain lengan simetris sertamenggunakan sampur. Tipe tari ini juga sering hanya disebut kalang kinantang.
Kalang Kinantang Raja, Gagah. Tipe tari putera gagah gaya Yogyakarta untuk raja-raja gagah dan agresif seperti Baladewa dan Rahwana. Prinsip geraknya sama dengan gagah kalang kinantang, tetapi ada kelainan sedikit pada gerak-gerak tangan kirinya. Tipe tari ini juga sering hanya disebut kalang kinantang raja.
Kembang, Gagah. Tipe tari putera gagahgaya Yogyakarta untuk ksatria gagah dan jujur serta teguh pendiriannya seperti Bima, Gathutkaca gaya Yogyakarta, Antareja dan Antasena. Gerak-gerak lengannya terbuka, banyak menggunakan desain lengan simetris serta menggunakan posisi tangan ngepel tanpa sampur. Tipe tari ini juga lazim disebut kambeng.
Gajahan. Ragam gerak dengan salah satu lengan ditekuk ke atas hingga tangan berada di dekat telinga, lengan yang lain diagonal ke bawah dilakukan bergantian kiri dan kanan. Gerak ini dipakai pada tari putera gaya Yogyakarta.
Gajah Ngoling. Ragam gerak kedua belah tangan di atas telinga kanan dan kiri seperti seekor gajah yang sedang ngoling (menggeliat) dengan melambaikan belalainya ke atas pada tari gaya Yogyakarta. gerak ini dipakai pada tari bedhaya dan srimpi.
Gambyong. (1) Nama dari salah satu peran penari yang ada dalam tari Golek Gambyong. (2) nama dari bonang nada gamelan carabalen.
Gambyongan. (1) Nama dari suatubentuk gendhing. (2) Suatu bentuk irama dalam gamelan Jawa.
Gapruk. Gerak beradu senjata yang lazimnya gada, pedang atau tombak pada tari perang putera gagah gaya Yogyakarta. Gapruk berarti beradu.
Gebesan. Gerak kepala pada tari kuda kepang mirip pacak gulu, geraknya sederhana yaitu kepala digerakkan ke kanan dan ke kiri bersama-sama dengan menggerakkan kepala kuda kepang.
Gedheg. Menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan pada tari putera gaya Yogyakarta. Gerak kepala ini biasanya dipergunakan oleh peranan-peranan yang bertopeng agar muka nampak hidup..
Gedrug. Gerak menghentakkan salah satu kaki kiri atau kanan ke lantai dengan ujung kaki di belakang kaki yang lain pada tari puteri dan putera halus gaya Yogyakarta. Jika yang dihentakkan kaki kiri bernama gedrug kiwa, dan bila yang dihentakkan kaki kanan bernama gedrug tengen. Kiwa berarti kiri, tengen berarti kanan.
Gelar. Strategi perang klasik yang banyak dipergunakan pada drama tari klasik seperti wayang wong gaya Yogyakarta. Gelar ini ada bermacam-macam, antara lain Gelar Garudha Nglayang yang bentuk formasinya seperti burung garuda yang sedang melayang, Gelar Emprit Neba yang bentuk formasinya seperti burung emprit dalam jumlah banyak yang sedang beterbangan, Gelar Wulan Tumunggal yang bentuk formasinya melengkung seperti bulan yang baru saja menginjak hari pertama, Gelar Dirada Meta yang bentuk formasinya seperti seekor gajah yang sedang marah, dan lain-lain.
Gendhewa. Busur panah, yaitu bagian untukmelepaskan anak panah. Di dalam wayang wong gendhewa sering dibawa untukmenunjukkan bahwa yang membawa adalah ksatria.
Genjotan. Gerak langkah besar ke samping kiri atau kanan disertai dengan tekanan.Gerak ini terdapat pada tari putera gagah gaya Yogyakarta.
Genjring. Nama instrument, bentuknya seperti terbang kecil tetapi pada bagian kayu diberi lubang untuk menempatkan logam-logam yang tipis. Genjring disebut pula tamper atau kerincing.
Genukan. Sama dengan grimingan. Istilah ini umumnya dipakai pedhalangan Yogyakarta.
Gidrah. Ragam gerak yang diakhiri dengan mempertemukan tangan kiri dan kanan di depan perut. Gerak ini dipakai pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Gladhi Resik. Istilah ini dipakai untuk menyebut latihan yang terakhir sebagai suatu persiapan pentas atau pertunjukan tari. Menurut tradisi para peran putera mengenakan celana panji-panji, kain sapit urang ( bisa juga memakai kain wiron biasa), sabuk bara kamus timang, keris, tanpa baju, udheng. Sedang untuk puteri dengan kain, kebaya, gelung tekuk atau ukelan biasa.
Asmaradana, Golek. Jenis tari golek gaya Yogyakarta yang diiringi gendhing Asmaradana.
Ayun-ayun, Golek. Jenis tari golek gaya Yogyakarta yang diiringi gendhing ayun-ayun.
Golek Surenggraha. Jenis tari golek gaya Yogyakarta yang diiringi gendhing Surenggraha dicipta Tumenggung Purwadiningrat pada tahun 1967 dan merupakan Golek yang tertua di Yogyakarta.
Guntur Segara. Komposisi tari kelompok berpasangan gaya Yogyakarta yang dibawakan oleh empat orang penari putera, menggunakan tipe tari putera gagah. Tari yang menggambarkan perang antara dua pasang ksatria ini dicipta oleh Sultan Hamengkubuwono I pada abad ke – 18. Kedua pasang ksatria ittu ialah Jayasena yang ditarikan oleh kedua orang penari dan Guntur Segara yang ditarikan oleh dua orang penari pula. Kedua ksatria yang berperang itu adalah tokoh-tokoh dari cerita Panji.
Impang Encok. Ragam gerak dengan kaki kanan menyilang kaki kiri yang diakhiri dengan gerak kaki encot. Gerak ini terdapat pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Impang Lembehan. Ragam gerak dengankaki kanan menyilang kaki kiri, dengan diikuti oleh gerak tangan melenggang (lembehan). Gerak ini terdapat pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Impang Ngawer Udhet. Ragam gerak dengankaki kanan menyilang kaki kiri tangan kiri ragam ke depan dengan posisi ngruji, tangan kanan memegang udhet (belendang) dengan digerak-gerakan ke atas dank e bawah. Gerak ini terdapat pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Indra. Gerak pada tari Bandabaya gaya Paku Alam di mana secara berulang dilakukan dalam sikap yang sama yaitu kaki kanan melangkah diikuti kaki kiri gedrug di dekat tumit kanan. Sedangkan kiri membawa tameng di dekat pinggang dan kanan membawa pedang, lengan lurus dekat paha dan pedang lurus bagian tajam di atas.
Jajar. Empat penari putera pada tari Lawung gaya Yogyakarta yang berstatus sebagai prajurit. Jajar menggunakan tipe tari putera bapang.
Jongko Ngilo. Ragam gerak bercermin pada tari putera gaya halus dan gagah gaya Yogyakarta yang dilakukan dengan tangan kiri memegang sampur dengan posisi miwir dan tangan kanan nyempurit.Jangko berarti “tinggi”, ngilo berarti “bercermin”. Gerak ini dipakai pada enjeran yangmerupakan bagian persiapan dari tari perang.
Jangkung Miling. Ragam gerakan lengan dengan mencangkolkan sampur pada siku kiri dan kanan yang diikuti oleh gerak kepala yang disebut miling. Gerak ini terdapat pada tari puteri gaya Yogyakarta.
Jaran Penumbuk. Penari kuda kepang dalam tari Dhoger yang berfungsi sebagai penari utama. Biasanya penarinya adalah penari dhadhak merak sampai ndadi, setelah sadar terus ganti menari jaran penumbuk juga sampai ndadi.

TARIAN SUKU DAYAK

1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.
2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.
3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.
Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.
4. Tari Kancet Lasan
Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.
5.Tari Leleng
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leleng.
6. Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.
7. Tari Hudoq Kita'
Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik. Perbedaan yang mencolok anatara Tari Hudoq Kita' dan Tari Hudoq ada pada kostum, topeng, gerakan tarinya dan iringan musiknya. Kostum penari Hudoq Kita' menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua jenis topeng dalam tari Hudoq Kita', yakni yang terbuat dari kayu dan yang berupa cadar terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.
8. Tari Serumpai
Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling bambu).
9. Tari Belian Bawo
Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku Dayak Benuaq.
10. Tari Kuyang
Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk mengusir hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.
11. Tari Pecuk Kina
Tarian ini menggambarkan perpindahan suku Dayak Kenyah yang berpindah dari daerah Apo Kayan (Kab. Bulungan) ke daerah Long Segar (Kab. Kutai Barat) yang memakan waktu bertahun-tahun.
12. Tari Datun
Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah.
13. Tari Ngerangkau
Tari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara teratur dalam posisi mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu.
14. Tari Baraga' Bagantar
Awalnya Baraga' Bagantar adalah upacara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang upacara ini sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq.

KOMPONIS INDONESIA

Mengenal Komponis Indonesia

1. Komponis Lagu Perjuangan
• W. R. Soepratman : Indonesia Raya, Di Timur Matahari, Palindra
• Ismail Marzuki : Indonesia Pusaka, Sepasang Mata Bola
• Cornel Simanjuntak : Indonesia Tetap Merdeka, Tanah Tumpah Darahku
• Liberty Manik : Satu Nusa Satu Bangsa, Desaku yang Kucinta
• Sancaya H. R. : Palagan Ambarawa, Indah Tanahku
• H. Mutahar : Hari Merdeka, Syukur, Hymne Pramuka
• Ibu Sud : Hymne Kemerdekaan, Berkibarlah Benderaku
• Daljono : Bambu Runcing, Bendera Kita
• T. Prawit : Mengheningkan Cipta, Bersatulah
2. Komponis Lagu Keroncong
• Gesang : Lgm. Bengawan Solo, Lgm. Ali-ali
• Kelly Puspito : Lgm. Keduwung, Kr. Tanah Airku
• Hardiman : Lgm. Kesumaku, Lgm. Siapa itu, Kr. Laguku
• Sunarno : Kr. Bulan Senja, Kr. Mesra, Kr. Harapan Jaya
• R. Mardjo Kahar : Kr. Meratap Hati, Stb. Merana
3. Komponis Lagu Pop
• A. Riyanto : Kemuning, Mimpi Sedih, Angin Malam
• Zaenal Arifin : Teluk Bayur, Sebiduk Di Sungai Musi
• Is Haryanto : Sepanjang Jalan Kenangan, Hilang Permataku
• Melly Goeslow : Bunda, Jika, Ada Apa Dengan Cinta
• Iwan Abdurrahman : Flamboyan, Melati dari Jaya Giri
4. Komponis LaguKlasik/Seriosa
• C. Simanjuntak : Citra, Maju Indonesiaku
• F.A. Warsono : Senja Semerah Bara
• Ismail Marzuki : Wanita
• Syaiful Bachri : Lagu Untuk Anakku

Ciri-ciri Tari Daerah Jawa :)

1. Ciri-ciri tari daerah dari Jawa Timur
Ciri-ciri tari daerah dari Jawa Timur memiliki ragam gerak tang tegas, berwibawa dengan pandangan mata yang tajam, gerak tangannya patah-patah, langkah kakinya menapak kuat.
Raga gerak tari seperti ini nampaknya lincah, keras, dan ada sedikit gerak erotis seperti pada Tari Gandrung Banyuwangen. Ada pula kreasi baru seperti Tari Kang Potro yang mengadopsi gerak warok, namun lucu dan imitatif.
2. Ciri-ciri tari daerah dari Jawa Tengah
Ragam gerak tari daerah Jawa Tengah memiliki gaya peragaan yang berbeda antara Surakarta dan Yogyakarta. Di Surakarta ragam geraknya dinamis dan lebih komunikatif sedangkan di Yogyakarta ragam geraknya terkesan kaku, angkuh, serta berwibawa.
3. Ciri-ciri tari daerah dari Jawa Barat
Tari daerah Jawa Barat identik dengan Tari Sunda. Geraknya untuk penari putri lincah, energik, dan erotik. Gerakan pinggul dan pangkal bahu menjadi daya tarik yang kuat, langkah kakinya cepat dan ringan. Sedangkan gerak yang diperagakan penari putra banyak mengambil gerakan pencak silat.
Di daerah betawi,gerak penari putrinya lincah dengan lenggok-lenggokan badan dan ayunan serta seblakan selendangnya yang sangat khas. Di Cirebon, gerak tarinya terkesan patah-patah, lincah mengayunkan dengan menggunakan topeng.

GAMELAN

FILOSOFI GAMELAN
Gamelan berasal dari kata gamel yang artinya melakukan, gamelan pertama di buat pada tahun 167, dan terbuat dari bambu dan gamelan itu orkestranya orang jawa. Gamelan itu banyak mengandung filosofi contohnya: Bunyinya: nang ning nung neng nong. Nang (menang), ning (wening, berfikir) nung (ndhunung, berdo’a ), neng (meneng, diam), nong (Tuhan). Namanya: G (gusti), A (alloh), M (maringi), E (emut-ingat), L (lakonono), A (ajaran), N (nabi).

TATA CARA MEMAINKAN GAMELAN :
1.Dalam memainkan gamelan kita harus mempelajari unsur-unsur yang menunjang, seperti aturan main, tata susila, rasa kebersamaan dan kepekaan emosional.
2.Dilakukan dengan sikap yang baik dan duduk bersila.
3.Masuk areal gamelan tidak boleh melangkai alat gamelan.

MACAM-MACAM INSTRUMENT GAMELAN:
1. Bonang barung dan bonang penerus:
Ricikan yang berbentuk pencon yang diletakkan diatas rancakan dengan susunan 2 deret yaitu bagian atas disebut brunjung dan bagian bawah disebut dhempok. Terdiri dari 2 rancak. 1 rancak untuk laras slendro yang berisi 10/ 12 pencon, dan laras pelok berisi 14 pencon.
2. Wilahan (terdiri dari):
• Saron 1 dan 2
• Demung
• Slentem
• Peking

Wilahan berbentuk pipih terletak diatas rancakan yang terbuat dari kayu, ada 2 rancak, 1 rancak untuk laras slendro, dan 1 rancak untuk laras pelog
3. Kempul
Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/ gending untuk menegaskan ketukan
4. Gong ( Gong gede dan gong suwukan )
Gong menandai permulaan dan akhiran gending dan memberikan rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu.
5. Gambang
Gambang ada3 rancak dengan bilah yang di buat dari kayu, 1 reancak untuk slendro, 2 rancak untuk pelok, masing-masing rancak terdiri dari 21 bilah mulai dari nada 5 sampai dengan nada 5.
6. Gender ( Gender barung dan gender penerus )
Bentuk bilah menggunakan tabung atau bumbungan yang di buat dari bamboo.
Sebagai resonator. Gender barung berisi 14 bilah, gender penerus 14 bilah.
7. Kethok kenong
Dalam memberi batasan sturktur suatu gending, kenong adalah instrument kedua yang peling penting setelah gongdan menuntun alur l
8. Celempung
Celempung instrument kawat petik. Kawatnya terdiri dari 13 pasang ditegakkan antara paku atas dan bawah, ada 3 buah satu untuk laras slendro dan 2 untuk laras pelok
9. Kemanak
Bentuknya seperti buah pisang, untuk mengiringi tari buidaya dan srimpi
10. Khendang
Kendhang dimainkan dengan jari dan telapak tangan, Kendhang yang menentukan irama dan tempo, (menjaga keajekan tempo, menuntun peralihan cepat atau lambat, menghentikan irama gamelan). Macam kendhang. ( ada kendang gede, kendang wayangan, kendshang ciblon, dan ketipung).
11. Rebab
Rebab berbentuk biola. Nabuhnya dengan cara digesek
12. suling
(Terbuat dari Bambu yang di lubangi )
13. sitter
Sliter instrument kawat petik yang terdiri dari 13 pasang, (alat ini lebih kecil dari celempung)

CARA MEMBUNYIKAN GAMELAN:
1. Dikebuk
Contoh: Bedhuk, Kendang
2. Dipukul
Contoh : Gender, gambang, kemanak, kecer, saron, bonang, kenong, kempul, gong.
3. Digesek :
Contoh : Rebab
4. Dipetik
Contoh : Celempung dan sitter
5. Ditiup
Contoh : Suling.

PERAN RICIKAN / INSTRUMENT GAMELAN:
Masing-masing instrument mempunyai perbedaan bantuk, peran dan fungsi. Untuk menyatukan hal tersebut, ada pembagian tugas dari masing-masing instrument, yaitu :
• Pamurba wirama
Bertugas untuk menguasai irama dalam sajian, menentukan tempo dan volume serta menghentikan gendhing. Instrument kendhang.
• Pamurba lagu :
Bertugas penetu dan penuntun lagu, menunjukan nafas, jiwa, dan karakter gendhing yang disajikan. Instrument Rebab, gender, bonang.
• Pamangku wirama
Bertugas menjaga irama, mempertegas tempo yang telah adea. Instrument Kethuk,kenong,kempyang,kempul dan gong
• Pamangku lagu
Bertugas memjalankan lagu yang sudah ada, serta mempertegas melodi. Instrument Gender,Saron, demung dan peking.
• Pangrengga lagu
Bertugas mengisi lagu. Instrument Gender penerus, suling, celempung dan sitter.

Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Barat (tanah sunda). Alat musik ini terbuat dari dua pipa bambu yang disusun pada sebuah batang bambu sebagai pegangan.

Cara memainkannya adalah dengan cara digoyangkan (jadi bunyi yang keluar disebabkan oleh benturan badan pipa bambu), dari hasil benturan itu menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro danpelog.
Salendro atau kadangkala dieja sebagai saléndro adalah satu di antara dua skala dari gamelan musik
Pelog adalah satu dari dua skala (tangga nada) yang esensial dipakai dalam musik gamelan asli dari Bali dan Jawa di Indonesia.
Ada beberapa jenis angklung di Jawab Barat, sesuai
1. Angklung Kanekes (Baduy)
2. Angklung Dogdog Lojor
3. Angklung Gubrag
4. Angklung Badeng
5. Angklung Buncis
6. Angklung Bungko
7. Angklung Soetigna

Pupuh Sunda

Pupuh merupakan sebuah bentuk puisi tradisional bahasa Sunda yang memiliki jumlah suku kata tertentu di setiap barisnya. Pupuh biasanya dibacakan dengan cara dinyanyikan (nembang) dan dibawakan dalam sebuah pentas drama teatrikal sunda. Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing pupuh memiliki makna dan sifat tersendiri serta digunakan untuk tema cerita yang berbeda.
Berikut adalah jenis-jenis pupuh:
• Asmarandana, bertemakan cinta kasih, birahi
• Balakbak, bertemakan lawak, banyolan
• Dangdanggula, bertemakan ketentraman, keagungan, kegembiraan
• Durma, bertemakan kemarahan, kesombongan, semangat
• Gambuh, bertemakan kesedihan, kesusahan, kesakitan
• Gurisa, bertemakan khayalan
• Jurudemung, bertemakan kebingungan
• Kinanti, bertemakan penantian
• Ladrang, bertemakan sindiran
• Lambang, bertemakan lawak dengan aspek renungan
• Magatru, bertemakan penyesalan
• Maskumambang, bertemakan kesedihan yang mendalam
• Mijil, bertemakan kesedihan yang menimbulkan harapan
• Pangkur, bertemakan perasaan sebelum mengemban sebuah tugas berat
• Pucung, bertemakan rasa marah pada diri sendiri
• Sinom, bertemakan kegembiraan
• Wirangrong, bertemakan rasa malu akan tingkah laku sendiri
Asmarandana
Eling-eling mangka eling
Rumingkang di bumi alam
Darma wawayangan bae
Raga taya pangawasa
Lamun kasasar lampah
Nafsu nu matak kaduhung
Badan anu katempuhan
Eling-eling masing eling
Di dunya urang ngumbara
Laku lampah nu utama
Asih ka papada jalma
Ucap tekad reujeung lampah
Tingkah polah sing merenah
Runtut rukun sauyunan
Hirup jucung panggih jeung kamulyaan
Balakbak
Aya warung sisi jalan rame pisan; citameng
Awewena luas luis geulis pisan; ngagoreng
Lalakina-lalakina los ka pipir nyoo monyet; nyanggereng
Aya warung sisi jalan
Rame pisan ku nu jajan
Tihothat nu ngaladangan
Nu jarajan sukan-sukan
Dangdang
Mega beureum surupna geus burit
Ngalanglayung panas pipikiran
Cikur jangkung jahe koneng
Naha teu palay tepung
Sim abdi mah ngabeunying leutik
Ari ras cimataan
Gedong tengah laut
Ulah kapalang nya bela
Paripaos gunting pameulahan gambir
Kacipta salamina
Hiji basa, hiji bangsa
Basa bangsa, Indonesia
Hiji bangsa, hiji nusa
Nusa tunggal, Nusantara
Seler-seler, suku bangsa
Di wewengkon, mana-mana
Sakasuka, sakaduka
Wujud bangsa, Indonesia
Durma
Moal ngejat sanajan ukur satapak
Geus dipasti ku jangji
Mun tacan laksana
Numpes musuh sarakah
Heunteu niat seja balik
Najan palastra
Mati di medan jurit
Di mamana si penjajah
Pada amarah marudah
Manan kapok anggur gawok
Najan dituyuk diragut
Nagri sadayana
Umumna ngabela
Nyempad rosa, pulitik penjajah
Tapi nu ngajajah
Teu pasrah, teu sadrah
Terus meres, ngahina ngarinah
Gambuh
Ngahuleng banget bingung
Heunteu terang kamana nya indit
Turug-turug harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun, aya meong
Hulang-huleng, hulang-huleng
Ngahuleng ngaraga meneng
Hate ratug, tutunggulan
Heunteu terang, kaler-kidul
Turug-turug, turug-turug
Harita teh, enggeus burit
Panonpoe geus rek surup
Keueung sieun aya meong
Gurisa
Hayang teuing geura beurang
Geus beurang rek ka Sumedang
Nagih ka nu boga hutang
Mun meunang rek meuli soang
Tapi najan henteu meunang
Mo rek buru-buru mulang
Rek terus guguru nembang
Jeung diajar nabeuh gambang
Hayang teuing geura beurang
Geus beurang rek ka Sumedang
Nagih ka nu boga hutang
Mun meunang rek meuli soang
Tapi najan henteu meunang
Mo rek buru-buru mulang
Rek terus guguru nembang
Jeung diajar nabeuh gambang
Jurudemung
Mungguh nu hirup di dunya
Ku kersaning anu agung
Ku kersaning anu agung
Geus pinasti panggih
Geus pinasti
Geus pinasti panggih
Jeung dua rupa perkara
Senang paselang jeung bingung
Mungguh hirup di alam dunya
Ku kersaning anu agung
Geus pinasti bakal panggih
Suka bungah jeung kasedih
Dua rupa nu tumiba
Sakabeh jalma di dunya
Senang patumbu jeung bingung
Eta geus tangtu kasorang
Kinanti
Budak leutik bisa ngapung
Babaku ngapungna peuting
Nguriling kakalayangan
Neangan nu amis-amis
Sarupaning bungbuahan
Naon bae nu kapanggih
Ari beurang ngagarantung
Pinuh dina dahan kai
Disarada patembalan
Nu kitu naon ngaranna
Ladrang
Aya hiji rupa sato leutik
Engkang-engkang, engkang-engkang
Sok luluncatan di cai
Ari bangun arek sarupa jeung lancah
Coba teguh masing telik
Eta gambar sidik-sidik
Sato naon kitu wanda
Reujeung dimana ayana
Lambang
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Atuh teu payu dijual
Rek didahar da teu halal
Nawu kubang sisi tegal
Nyiar bogo meunang kadal
Meunang kadal
Atuh teu payu dijual
Rek didahar da teu halal
Da teu halal
Magatru
Majalaya, Ciparay, Banjaran, Bandung
Kopo reujeung Cisondari, Cicalengka, Ujung Berung
Rajamandala, Cimahi
Leles, Limbangan, Tarogong
Sukuna pakepit tilu
Panonna opat harerang
Leumpangna semu nu lesu
Ngalengkah teu bisa gancang
Maskumambang
Hey manusa mana kaniyaya teuing
Teu aya rasrasan
Kawula make disumpit
Naha naon dosa kula
Naha abong-abong teuing
Nasib abdi jadi hewan
Digawekeun beurang peuting
Dirangket taya rasrasan
Mijil
Mesat ngapung putra Sang Arimbi
Jeung mega geus awor
Beuki lila beuki luhur bae
Larak-lirik ninggali ka bumi
Milari sang rai
Pangeran Bimanyu
Aduh Gusti nu Kawasa
Jisim abdi ageung dosa
Pangna abdi gering nangtung
Reh ka sepuh wantun nundung
Pangkur
Seja nyaba ngalalana
Ngitung lembur ngajajah milangan kori
Heunteu puguh nu dijugjug
Balik paman sadaya
Nu timana tiluan semu rarusuh
Lurah begal ngawalonan
Aing ngaran Jayapati
Euleuh itu budak gembul
Awak gembru bayuhyuh gawena kedul
Ukur heuay jeung nundutan
Ka sakola unggal poe kabeurangan
He barudak tong nurutan
Ka nu gembul kokomoan
Bisi kedul jeung ogoan
Awal akhir katempuhan
Pucung
Lutung buntung luncat kana tunggul gintung
Monyet loreng leupas luncat kana pager dengdek
Bajing kuning jaralang belang buntutna
Hayu batur urang diajar sing suhud
Ulah lalawora bisi engke henteu naek
Batur seuri urang sumegruk nalangsa
Sinom
Warna-warna lauk empang
Aya nu sami jeung pingping
Pagulung patumpang-tumpang
Ratna Rengganis ninggali
Warnaning lauk cai
Lalawak pating suruwuk
Sepat pating karocepat
Julung-julung ngajalingjing
Sisi balong balingbing, sisi balungbang
Harta pada nareangan
Harti pada narabahan
Harta harti sarwa guna
Pada bisa mere bukti
Bisa hasil sapaneja
Sok nyumponan cita-cita
Harta harti song mangpaat
Dapon diraksa taliti
Wirangrong
Barudak mangka ngalarti
Ulah rek kadalon-dalon
Enggon-enggon nungtut elmu
Mangka getol mangka tigin
Pibekeleun sarerea
Modal bakti ka nagara
He barudak mangka ngarti
Ulah rek kadalon-dalon
Nungtut elmu jeung pangarti
Masing rajin soson-soson
Pibekeleun hirup tandang
Modal bakti ka nagara
Lemah cai anu urang
Perlu dijaga dibela

MANUK DADALI

Manuk Dadali merupakan lagu dari daerah Jawa Barat (berbahasa sunda). Lagu yang melukiskan keperkasaan burung dadali (burung rajawali) ini diciptakan oleh Sambas Mangundikarta
Lagu ini sangat populer di Jawa Barat, dan bahkan telah banyak di bawakan dengan arransemen berbeda-beda. Salahsatunya pernah dimainkan dengan alat musik tradisional Angklung.
Berikut adalah syair dari lagu “Manuk Dadali”
Manuk Dadali
Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang
Meberkeun janjangna bangun taya karingrang
Sukuna ranggaos reujeung pamatuka ngeluk
Ngapak mega bari hiberna tarik nyuruwuk
Saha anu bisa nyusul kana tandangna
Gandang jeung partentang taya bandingannana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan ka sieun leber wawanenna
Manuk dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia Jaya
Manuk dadali pang kakoncarana
Resep ngahiji rukun sakabehna
Hirup sauyunan tara pahiri-hiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali ngandung siloka sinatria
Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia

kesenian rakyat dan upacara

Tari Tradisional dalam upacara adat saling berkaitan, baik sebagai pelengkap maupun sebagai perantara mencapai tujuan. Sebagai contoh, tarian untuk keselamatan dan perlindungan biasanya masyarakat mengadakan pertunjukan kesenian. Kesenian tertentu sangat dekat dengan konteks budaya dan tujuan dilakukannya upacara keselamatan dan perlindungan. Tari-tarian tertentu tersebut sering digunakan untuk upacara perkawinan, khitanan, dan bersih desa dan banyak acara lainnya. Secara hirarki pelaksanaan dan tata cara pertunjukan, tari-tarian tertentu pada pementasannya diatur dalam bentuk upacara. Tata cara pementasan dapat dirinci dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaannya mampu berjalan lancar, tertib, dan selesai tepat waktu. Namun dalam kegiatan lain, pementasan tari-tarian tertentu dipentaskan banyak mengalami hambatan. Secara ilustratif kegiatan pelaksanaan pementasana acara kesenian dan tradisi upacara tertentu kurang berjalan seperti harapan. Misalnya pada saat upacara perkawinan secara umum dapat berlangsung kurang lebih seperti di bawah ini. Upacara diawali dengan acara pengenalan lebih dekat keluarga mempelai pria ke mempelai wanita. Acara bertujuan agar keluarga pria mengenal calon menantu. Selanjutnya, acara lamaran bertujuan meminta secara resmi calon penganten wanita untuk dijadikan istri. Acara berikutnya adalah memberikan peningset atau ikatan dalam bentuk seperangkat pakaian lengkap, kepada calon pengantin wanita sesuai tanggal dan hari yang ditetapkan. Sehari menjelang pernikahan dilakukan siraman baik pihak mempelai wanita maupun mempelai pria dilakukan mandi secara simbolis yang menunjuka bahwa ke dua mempelai berangkat dalam badan yang bersih. Pada acara ini juga dikenal sebagai widodareni (Jawa) yakni acara dimana berbagai kerabat mempelai pria dan mempelai wanita saling bersilahturahmi. Kemudian dilanjutkan upacara panggih pada pagi harinya dengan melakukan sederetan upaca prosesi sampai akad nikah hingga keduanya ke pelaminan. Untuk keperluan upacara bersih desa dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang kurang lebih dapat disebutkan adalah sebagai berikut. Upacara tradisi bersih desa dilaksanakan dalam setahun sekali yakni pada saat penduduk setelah menuai panen raya secara serentak. Tujuan pelaksanaan upacara adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan bahwa masyarakat diberi limpahan keberhasilan panen, cukup untuk digunakan beberapa bulan ke depan dari hasil bumi yang diperoleh pada panen raya ini. Hal ini menunjukan bahwa Dewi Sri atau Dewi Padi mengabulkan permintaan masyarakat. Tata cara dan bentuk model pertunjukannya secara umum dapat diuraikan di bawah ini. Adapun prosesi kegiatan upacara yang telah lama dan dilestarikan dengan beberapa tahapan adalah sebagai berikut:
1. Menyimpan padi di lumbung secara rapi,
2. Membersihkan jalan, kebun, halaman masjid dan bergotongroyong,
3. Mengadakan masak bersama dan kunjung-mengunjungi antar tetangga,
4. Mengadakan hiburan salah satunya pertunjukan kesenian/tari-tarian.
Adapun beberapa catatan kesenian/tari yang digunakan untuk upacara seperti di depan telah disebut adalah :
______________________________________________________________________________
No -> Kesenian/tarian –> Asal Daerah ———-> Jenis Upacara
_____________________________________________________________________________
1. -> Dolalak ———-> Purworejo/Jateng —–> Bersih Desa
2. -> Barong ———-> Bali —————–> Keagamaan
3. -> Rangde ———> Bali —————–> Tolak Bala
4. -> Sekapur Sirih —-> Jambi —–> Penyambutan tamu Agung
5. -> Pangayo —-> Sulawesi Selatan —–> Kematian
6. -> Pakarena -> Sulawesi Selatan –> Penyambutan tamu Agung
7. -> Bisu ———> Sulawesi Selatan —–> Pelantikan Kepala Suku
8. -> Bedhoyo 5 dan 9 –> Surakarta ————> Pelantikan Raja
9. -> Srimpi 9 ———> Surakarta ————> Turunnya Raja
10.-> Bedhoyo Anglir -=-> Yogyakarta ———–> Naik tahta Raja
11.-> Jothil ———> Yogyakarta ———–> Panen
12.-> Ndi ——–> Irian Jaya/Papua —–> Pelantikan Kepala Suku
13.-> Tabot ——-> Bengkulu ———> Pelantikan Ketua Suku
14.-> Piring ———–> Minang/Sumbar ——–> Panen
15.-> Galombang —>Minang/Sumbar —-> Penyambutan tamu Agung
16.-> Tor-tor ——> Sumatra Utara —-> Penyambutan tamu Agung
17.-> Cewan —–> Sumatra Utara —–> Penyambutan tamu Agung
18.-> Mainang P Kampai -> Sumatra Utara —–> Pergaulan Remaja
19.-> Karambik ——> Sumatra Utara ——–> Melaut
20.-> Saman/Saudati —> Aceh/NAD —-> Penyambutan tamu Agung
21.-> Bantal Tapok —> Aceh/NAD –> Pernikahan/lahirnya bayi
22.-> Gendhing Sriwijaya -> Sumatra Selatan -> Penyambutan tamu Agung
23.-> Paget Penganting -> Sumatra Selatan ——> Pernikahan
24.-> Sinjang ———-> Sumatra Selatan ——> Pergaulan Remaja
25.-> Pasembahan —-> Sumatra Selatan —–> Penyambutan tamu
26.-> Japin ————> Sumatra Selatan ——> Tamu kenegaraan
27.-> Cangget ——-> Lampung ————-> Tamu kenegaraan
28.-> Selampit Delapan -> Jambi —————-> Pergaulan Remaja
29.-> Topeng ——-> Jawa Barat ——–> Klasik/Kenegaraan
30.-> Jaipongan —–> Jawa Barat ——–> Pergaulan sosial/masal
31.-> Ogoh-ogoh –> Bali ———-> Upacara Ngaben/lematian
32.-> Bondoyudo ———-> Bali ———-> Kepahlawanan
33.-> Ngemo dan Jejejr —> Jawa timur ———–> Pergaulan Sosial
34.-> Belian ——-> KalTim ———> Menyembuhkan orang sakit
35.-> Topeng ——> Jakarta/DKI —–> Menyembuhkan orang sakit
36.-> Ngarojeng ——-> Jakarta/DKI ———> Panen
37.-> Lense ———–> Sulawesi Tenggara —> Upacara laut
38.-> Dabang ——> Sulawesi Tengah —–> Upacara Asah Gigi
39.-> Kataga ————-> NTT ——————> Upacara sambut Tamu
40.-> Kecak ————–> Bali —————–> Keagamaan
Pelaksanaan upacara di atas, pada dasarnya untuk setiap
daerah dan tata cara tradisinya yang dikembangkan memiliki
karakteristik dan fungsi yang berbeda pula. Hal ini bergantung
kepada karakteristik masyarakat masing-masing daerah yang
meyakini dan mempercayai bahwa pelaksanaan bentuk upacara
tradusi dimaksud memiliki kekuatan harapan agar di kemudian
hari semakin meningkat keberhasilannya dan mendatangkan
berkah yang positif bagi kelancaran dan kelangsungan kegiatan
seperti yang diharapkan.

Gamelan Menuju Industri Kreatif

Seni gamelan baik asal jawa, sunda, bali, bugis atau lainnya untuk [ada era globalisasi ini sangat potensial menuju industri yang kreatif, karena dalam perkembangannya musik musik di barat kini banyak berpaling ke wilayah timur, termasuk indonesia.
Guru besar kerawitan institut seni indonesia (isi) surakarta prof dr. Rahayu supanggah mengatakan hal itu dalam seminar “pertumbuhan dan perkembangan gong kebyar “yang diselenggarakan jurusan karawitan fakultas seni pertunjukan isi surakarta di kampus kentingan solo sabtu pekan lalu.
“Dulu musik musik barat telah dieksploitas sedemikian kuat, tetapi sekarang sudah tidak lagi dan beralih kebudayaan timur termasuk indonesia. Untuk itu gamelan sangat potensial menuju industri kreatif,”katanya.
Trend globalisasi ini jangan hanya dipandang sebagai ancaman.tetapi dalam kenyataannya juga membuka peluang besar bagi perkembangan musik gamelan, karena sekarang ini banyak dilirik oleh dunia barat.
Gamelan didunia barat tidak hanya dijadikan inspirasi untuk mengembangkan musik-musik barat,tetapi juga siajarkan di penjara-penjara seperti inggris inggris. “melalui gamelan ini orang bisa menghikangkan sifat brutal, menambah kreatifitas, memupuk prinsip=prinsip kerja sama, gamelan ini sekarang telah menjadi multi guna,”katanya.
Pada zaman modern seperti sekarang initradisi menjadi penting,untuk mencari identitas diri, untuk itu tidak mengherankankalau para musikus barat dalam mencari jati dirinya banyak yang berpaling ke budaya timur yang masih asli itu.
Gamelan sekarang ini sudah tersebar di mana-mana, seperti di amerika serikat di sana ada 500pernagkat gamelan lebih, di inggris, jepang ada sekitar 100 perangkat gamelan, di australia, jerman, peracis, bahkan seperti sdi singapura itu setiap sekolah dasar hampor semua memiliki gamelan.
Karena itu para mahasiswa yang menekuni bidang ini di tanah air hendaknya melakukuannya secara serius, agar tidak ketinggalan dengan bangsa lain yang juga mempelajari gamelan,

TARI KHAS INDONESIA

Indonesia memiliki beragam kebudayaan tari tradisional yang sangat menarik. Dibawah ini adalah beberapa tarian tradisional daerah asli Indonesia :

Baksa Kambang

Merupakan jenis tari klasik Banjar sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke Kalimantan

Selatan, penarinya adalah wanita. Tari ini merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh

beberapa penari wanita.

Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga. Sering dimainkan di lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu.
Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton. Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran . Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasional. Disamping itu pula tarian Baksa Kembang dipertunjukkan pada perayaan pengantin Banjar atau hajatan misalnya tuan rumah mengadakan selamatan.

Tari Cokek

merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi Tempo Dulu. Dewasa ini orkes gambang kromong biasa digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya, disamping sebagai pengiring tari pergaulan yang disebut tari cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Tarian khas Tanggerang ini diwarnai budaya etnik China. Penarinya mengenakan kebaya yang disebut cokek. Tarian cokek mirip sintren dari Cirebon atau sejenis ronggeng di Jawa Tengah. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat.

Tari Legong

merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong"
dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.


Tari Pendet

awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.

Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

Kecak

adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan

, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman dan Sugriwa.

Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.

Tari Guel

adalah salah satu khasanah budaya Gayo di NAD. Guel berarti membunyikan. Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekedar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.

Dalam perkembangannya, tari Guel timbul tenggelam, namun Guel

menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat tertentu. Guel sepenuhnya apresiasi terhadap wujud alam, lingkkungan kemudian dirangkai begitu rupa melalui gerak simbolis dan hentakan irama. Tari ini adalah media informatif. Kekompakan dalam padu padan antara seni satra, musik/suara, gerak memungkinkan untuk dikembangkan (kolaborasi) sesuai dengan semangat zaman, dan perubahan pola pikir masyarakat setempat. Guel tentu punya filosofi berdasarkan sejarah kelahirannya. Maka rentang 90-an tarian ini menjadi objek peneilitian sejumlah survesor dalam dan luar negeri.

Reog

adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya


Tari Merak

merupakan jenis tarian yang menggambarkan gerakan burung merak. Dapat diperankan oleh seorang ataupun beberapa orang dengan memakai selendang yang diikatkan dipinggang. Dikepala sang penari memakai mahkota yang berbentuk kepala burung merak. Tarian ini menggambarkan kehidupan burung merak yang memiliki keanggunan, keindahan dan kelincahan gerak-geriknya ini sangat populer di daerah tanah Jawa khususnya Jawa Barat.

SEJARAH BATIK INDONESIA

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Proses pembuatan batik

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Batik Pekalongan

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.

Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.

Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.

PADUAN SUARA

Paduan suara atau kor (dari bahasa Belanda, koor) merupakan istilah yang merujuk kepada ensembel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh ensembel tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara membawakan musik paduan suara yang terdiri atas beberapa bagian suara (bahasa Inggris: part, bahasa Jerman: Stimme).
Dalam pengertian ini, paduan suara juga mencakup kelompok vokal (vocal group), walaupun kadang kedua istilah ini saling dibedakan.

Jenis-jenis paduan suara
Kelompok paduan suara dapat dikategorikan berdasarkan jenis suara yang terdapat di dalam paduan suara tersebut:
• Paduan suara campuran (yaitu dengan suara wanita dan suara pria). Jenis ini mungkin merupakan yang paling lazim, biasanya terdiri atas suara sopran, alto, tenor, dan bas, sering disingkat sebagai SATB. Seringkali pula salah satu atau beberapa jenis suara tersebut dibagi lagi menjadi dua atau lebih, misalnya SSAATTBB (setiap jenis suara dibagi dua) dan SATBSATB (paduan suara tersebut dibagi menjadi dua yang masing-masing terdiri atas empat jenis suara). Kadang kala jenis suara bariton juga dipisahkan (misalnya SATBarB), seringkali dinyanyikan oleh penyanyi bersuara bas tinggi.
• Paduan suara wanita, biasanya terdiri atas jenis suara sopran dan alto yang masing-masing dibagi dua, sering disingkat SSAA. Bentuk lain adalah tiga suara, yaitu sopran, mezzo-sopran, dan alto, kadang disingkat SMA.
• Paduan suara pria, biasanya terdiri atas dua bagian tenor, bariton, dan bas, sering disingkat TTBB (atau ATBB jika kelompok suara tertinggi bernyanyi dengan teknik falsetto pada jangkauan nada alto, seperti lazimnya pada musik barbershop). Jenis lain paduan suara pria adalah paduan suara yang terdiri atas suara SATB seperti pada paduan suara campuran namun bagian sopran dinyanyikan oleh anak-anak laki-laki (sering disebut treble) dan bagian alto dinyanyikan oleh pria (dengan teknik falsetto, sering disebut kontratenor).
• Paduan suara anak, biasanya terdiri atas dua suara SA atau tiga suara SSA, atau kadang lebih dari itu.
Pengkategorian lain untuk paduan suara adalah berdasarkan jumlah penyanyi di dalamnya, misalnya:
• Ensembel vokal atau kelompok vokal (3-12 penyanyi)
• Paduan suara kecil atau paduan suara kamar (12-28 penyanyi)
• Paduan suara besar (lebih dari 28 penyanyi)
Paduan suara juga dapat dikategorikan menurut jenis atau genre karya yang dibawakannya, misalnya:


Wiener Sängerknaben,
paduan suara anak laki-laki dari Wina, Austria
• Paduan suara simfonik
• Paduan suara opera
• Paduan suara lagu keagamaan (musica sacra)
• Paduan suara lagu popular
• Paduan suara jazz
• Paduan suara lagu rakyat
• Paduan suara pertunjukan (show choir), yang anggota-anggotanya menyanyi dan menari dalam penampilan yang seringkali menyerupai pertunjukan musical.
Selain itu, paduan suara dapat dikategorikan menurut lembaga tempat paduan suara tersebut berada, misalnya:
• Paduan suara gereja
• Paduan suara sekolah
• Paduan suara mahasiswa
• Paduan suara umum
• Paduan suara profesional

ANSAMBEL

Ansambel berasal dari kata ensemble (prancis) yang berarti bersama-sama sehingga musik ansambel dapat diartikan yaitu sebuah pertunjukan musik yang dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan lebih dari satu alat musik baik yang sejenis maupun yang campuran.

Klasifikasi musik ansambel :
1. Berdasarkan jumlah pemain ansambel dibedakan menjadi 3 yaitu :
• Ans kecil
• Ans sedang
• Ans besar

2. Berdasarkan bentuk penyajiannya musik ansambel dibedakan menjadi 2 yaitu :
• Ansambel sejenis
Yaitu bentuk penyajian yang menggunakan alat music sejenis,contoh : ansambel recorder (semuanya memainkan alat music recorder).
• Ansambel campuran
Yaitu bentuk penyajian music ansambel yang menggunakan beberapa jenis alat musik (beraneka ragam), contoh : recorder, pianika, gitar, castagnet, tamborin, harmonica akord, dan lain-lain.

3. Alat musik menurut fungsinya dikelompokan menjadi 3 yaitu :
• Alat musik melodis
Berfungsi untuk memainkan / membawakan susunan nada-nada (melodi) sebuah lagu. Contoh : recorder, biola, pianika, harmonica, bellyra, vibraphone, gloken-spiel,flute,dan lain-lain.
• Alat musik ritmis
Berfungsi untuk menentukan / memberikan irama (ritme) tertentu dalam pergelaran musik juga berhubungan dengan ketukan dan birama. Contoh : triangle, castagnet, ketipung, kendang, symbal, tamborin, rebana, snare drum, bass drum, tifa, dan lain-lain.
• Alat musik harmonis
Berfungsi mengiring melodi (membawa / memainkan akor) biasanya para ahli menyebut nama soliter (berfungsi ganda dapat untuk melodi tapi juga dapat sebagai pengiring melodi). Contoh :gitar, pianika, harmonica akor, ukulele, dan lain-lain. alat music soliter tradisional misalnya gender, gambang, talempong, siter, kecapi sunda.

4. Contoh ansambel
• Duet / duo
• Trio
• Paduan suara
• Vocal grup
• Ansambel musik sekolah
• Orkestra
• Keroncong
• Band
• Dll

Lebih lanjut tentang: Music ansambel

Kamis, 10 Februari 2011

Macam - macam seni


1. Seni Rupa

Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi in pada dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan dengan unsur cabang kesenian.

2. Seni Musik

Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi, kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayat musiknya.

3. Seni Teater

Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.

4. Seni Tari

Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.
Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati.Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.

5. Kerajinan Tangan

Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali.

6. Seni Berwawasan Teknologi

Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru.Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audio-visual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.
Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan meningkatkan dan mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan psikologis.

Kegiatan kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-ide, dan tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan.

Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas beberapa hal yakni.
  1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar,
  2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya
  3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta,
  4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.
Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di depan umum maupun d lingkup pendidikan formal yang dimiliki.
Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini.
  1. Menekankan kepada produk/hasil,
  2. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,
  3. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,
  4. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,
  5. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya,
  6. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni.
  7. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan.
  8. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.